Minggu, 22 Desember 2013

Po. Nusantara

Dibalaik nama besar PO.NUSANTARA ada bpk.handojo budianto d'belakang nya.

Memulai usaha dalam usia 23 tahun, tak membuat Handojo Budianto gentar menghadapi kerasnya bisnis transportasi bus. Bergabung dengan bisnis ayahandanya dalam bendera PO Nusantara tahun 1989, pria kelahiran Kudus ini merintis trayek baru Kudus – Semarang – Yogya. “Waktu itu saya dikasih ‘modal’ dua unit bus,” kata Handojo saat berbincang dengan haltebus.com di kantornya.


Dia sengaja memilih jalur yang belum dilayani oleh operator bus saat itu. Kudus – Semarang – Yogya dipilih dengan alasan, banyaknya warga Kudus dan Semarang yang berpergian ke Yogya. Tak hanya melancong, banyak juga warga Kudus yang bersekolah di kota yang juga dikenal sebagai kota pendidikan. Strateginya cukup jitu. Lambat laun bus-busnya bertambah.

Tak sampai lima tahun, trayeknya juga bertambah satu per satu. PO Nusantara melebarkan sayap hingga Jakarta pada tahun 1994. Operator bus yang awalnya hanya memiliki 30 unit bus dan melayani Semarang-Kudus dan Semarang-Lasem ini mulai berkembang. Tak berselang lama juga dibuka trayek Kudus-Semarang-Bandung. Tahun 2004 divisi pariwisata dibuka dengan mengusung label Symphonie. Kini armada PO Nusantara sekitar 400 unit dengan trayek berkembang ke berbagai jurusan seperti Purwokerto, Tegal, Surabaya dan Malang. “Selain saya, ada adik saya nomor enam, Christian Nathanael Budianto yang ikut mengembangkan usaha ayah kami ini,” kata dia sambil tersenyum.

Putra kedua dari Jonathan Budianto memang memiliki latar belakang pendidikan di bidang mesin. Namun, dia mengaku, tanpa didukung hobi berbisnis di bidang transportasi bus tidaklah mudah. Dalam pandangannya, orang bisa punya banyak bus, tetapi tanpa didukung hobi mereka tak akan bisa menikmati seni mengelola bus.

Kesenangan menjalani bisnis transportasi bus, bagi Handojo adalah yang utama. Hal lain yang juga tak kalah pentingya yakni memperhatikan karyawan. “Ayah saya berpesan, perhatikan kesejahteraan karyawan, itu yang utama. Karena itu, kami di sini bekerja sama dengan asuransi untuk pembiayaan karyawan yang harus dirawat di rumah sakit. Mereka tak perlu khawatir dalam bekerja,” kata dia.

Bagi Handojo, karyawan menjadi aset utama berjalannya sebuah perusahaan bus yang mengedepankan pelayanan. Membuat karyawan bisa bekerja dengan tenang, berarti mengurangi resiko pelampiasan kekesalan pada penumpang. Bagaimana caranya? Ada satu aturan unik yang diterapkan manajemen PO Nusantara yang sudah berlaku sejak kepemimpinan Jonathan, yakni gaji diambil oleh para istri karyawan. Pemikirannya cukup sederhana, agar gaji diterima keluarga dan istri juga mengetahui situasi tempat sang suami bekerja.

Handojo mengaku tak jarang pula mendengarkan masalah-masalah rumah tangga para karyawannya. Hanya dengan cara seperti ini, ayah satu putra itu, bisa menghargai karyawannya. Bagi sebagian orang yang mengenal armada-armada modern PO Nusantara mungkin tak percaya dengan nilai-nilai tradisonal jawa mereka terapkan. Tetapi itulah yang terjadi. Di antara deru mesin Scania, Mercedes-Benz dan Hino keluaran terbaru, Handojo masih menyempatkan meluangkan waktu untuk karyawannya. “Ada yang sering dilupakan orang. Terkadang melakoni pekerjaan itu tak semata karena uang, ada hal lain yang lebih penting yaitu di-wong ke (baca: dihargai),” ujarnya bersemangat.

Meski berpendidikan Amerika, Handojo sangat yakin pemahaman jawa tentang menghargai sesama. Pelayanan yang ditawarkan pada pelanggannya tak bisa berjalan effektif tanpa ada karyawan yang memiliki loyalitas. Mungkin inilah yang dimaksud dengan menjalankan bisnis transportasi dengan kesenangan. Selain hobi utak-atik mesin, ternyata menjadi pengusaha bus juga wajib hobi mendengarkan masalah yang dihadapi karyawannya. Setidaknya itu yang dilakoni Handojo Budianto.


Sumber www.haltebus.com



Dibalaik nama besar PO.NUSANTARA ada bpk.handojo budianto d'belakang nya.

Memulai usaha dalam usia 23 tahun, tak membuat Handojo Budianto gentar menghadapi kerasnya bisnis transportasi bus. Bergabung dengan bisnis ayahandanya dalam bendera PO Nusantara tahun 1989, pria kelahiran Kudus ini merintis trayek baru Kudus – Semarang – Yogya. “Waktu itu saya dikasih ‘modal’ dua unit bus,” kata Handojo saat berbincang dengan haltebus.com di kantornya.


Dia sengaja memilih jalur yang belum dilayani oleh operator bus saat itu. Kudus – Semarang – Yogya dipilih dengan alasan, banyaknya warga Kudus dan Semarang yang berpergian ke Yogya. Tak hanya melancong, banyak juga warga Kudus yang bersekolah di kota yang juga dikenal sebagai kota pendidikan. Strateginya cukup jitu. Lambat laun bus-busnya bertambah. 

Tak sampai lima tahun, trayeknya juga bertambah satu per satu. PO Nusantara melebarkan sayap hingga Jakarta pada tahun 1994. Operator bus yang awalnya hanya memiliki 30 unit bus dan melayani Semarang-Kudus dan Semarang-Lasem ini mulai berkembang. Tak berselang lama juga dibuka trayek Kudus-Semarang-Bandung. Tahun 2004 divisi pariwisata dibuka dengan mengusung label Symphonie. Kini armada PO Nusantara sekitar 400 unit dengan trayek berkembang ke berbagai jurusan seperti Purwokerto, Tegal, Surabaya dan Malang. “Selain saya, ada adik saya nomor enam, Christian Nathanael Budianto yang ikut mengembangkan usaha ayah kami ini,” kata dia sambil tersenyum.

Putra kedua dari Jonathan Budianto memang memiliki latar belakang pendidikan di bidang mesin. Namun, dia mengaku, tanpa didukung hobi berbisnis di bidang transportasi bus tidaklah mudah. Dalam pandangannya, orang bisa punya banyak bus, tetapi tanpa didukung hobi mereka tak akan bisa menikmati seni mengelola bus. 

Kesenangan menjalani bisnis transportasi bus, bagi Handojo adalah yang utama. Hal lain yang juga tak kalah pentingya yakni memperhatikan karyawan. “Ayah saya berpesan, perhatikan kesejahteraan karyawan, itu yang utama. Karena itu, kami di sini bekerja sama dengan asuransi untuk pembiayaan karyawan yang harus dirawat di rumah sakit. Mereka tak perlu khawatir dalam bekerja,” kata dia.

Bagi Handojo, karyawan menjadi aset utama berjalannya sebuah perusahaan bus yang mengedepankan pelayanan. Membuat karyawan bisa bekerja dengan tenang, berarti mengurangi resiko pelampiasan kekesalan pada penumpang. Bagaimana caranya? Ada satu aturan unik yang diterapkan manajemen PO Nusantara yang sudah berlaku sejak kepemimpinan Jonathan, yakni gaji diambil oleh para istri karyawan. Pemikirannya cukup sederhana, agar gaji diterima keluarga dan istri juga mengetahui situasi tempat sang suami bekerja. 

Handojo mengaku tak jarang pula mendengarkan masalah-masalah rumah tangga para karyawannya. Hanya dengan cara seperti ini, ayah satu putra itu, bisa menghargai karyawannya. Bagi sebagian orang yang mengenal armada-armada modern PO Nusantara mungkin tak percaya dengan nilai-nilai tradisonal jawa mereka terapkan. Tetapi itulah yang terjadi. Di antara deru mesin Scania, Mercedes-Benz dan Hino keluaran terbaru, Handojo masih menyempatkan meluangkan waktu untuk karyawannya. “Ada yang sering dilupakan orang. Terkadang melakoni pekerjaan itu tak semata karena uang, ada hal lain yang lebih penting yaitu di-wong ke (baca: dihargai),” ujarnya bersemangat.

Meski berpendidikan Amerika, Handojo sangat yakin pemahaman jawa tentang menghargai sesama. Pelayanan yang ditawarkan pada pelanggannya tak bisa berjalan effektif tanpa ada karyawan yang memiliki loyalitas. Mungkin inilah yang dimaksud dengan menjalankan bisnis transportasi dengan kesenangan. Selain hobi utak-atik mesin, ternyata menjadi pengusaha bus juga wajib hobi mendengarkan masalah yang dihadapi karyawannya. Setidaknya itu yang dilakoni Handojo Budianto.

Sumber www.haltebus.com

Sabtu, 14 Desember 2013

Sejarah Sigkat PO. Gunung Harta

Sebuah usaha yang dilakukan secara benar dengan bermodalkan kemauan, kemampuan dan didukung kerja keras maka terbentuklah sebuah perusahaan yang memang khusus bergerak dalam jasa Transportasi dengan nama GUNUNG HARTA.

Dengan segala daya yang dimiliki Bapak I WAYAN SUTIKA, mampu mendirikan sebuah perusahaan jasa. Pada awal berdirinya pada tahun 1993, perintis sebuah sarana transportasi antar Kota dalam propinsi ( AKDP ) yang melayani jurusan Denpasar - gilimanuk saja. Pada tahun 1995 mulai dari berbagai informasi dan insting bisnis yang dimiliki sehingga perkembangan bisnis jasa merambah kepada Transportasi bus antar kota antar propinsi dengan bantuan dari sektor perbankan, Lembaga Keuangan lainnya serta dari dukungan dan kepercayaan masyarakat maka pada tahun - tahun berikutnya GUNUNG HARTA terus mengalami perkembangan. Tahun 2004 Gunung Harta mengalami perkembangan dengan jumlah armada sekitar 40 buah dengan alokasi : Denpasar - Gilimanuk PP, Denpasar - Jember PP, Denpasar - Surabaya PP, Denpasar - Malang PP, Denpasar - Solo - Yogyakarta PP, Denpasar - Semarang - Jakarta PP, Denpasar - Madiun - Maospati - Ponorogo , serta untuk angkutan pariwisata dan jasa titipan paket kilat.

Pada Tahun 2006 Gunung Harta mengalami perkembangan / perluasan trayek Denpasar - Malang - Blitar - Tulungagung dan Denpasar - Surabaya - Kediri, dengan jumlah 5 armada. Untuk Denpasar - Malang - Blitar - Tulungagung sebanyak 3 armada dan Denpasar - Surabaya - Kediri 2 armada. Gunung Harta menyediakan : Transportasi Bus dalam provinsi Bali dan antar provinsi (Jawa), jasa sewa/carter bus umum dan pariwisata, jasa titipan paket kilat, jasa tour dan travel di wilayah Jawa, Bali, Lombok dan sekitarnya.

Sumber : https://www.facebook.com/notes/gunung-harta-lovers/tentang-kami/437848222937162




Sejarah Singkat PO. Maju Lancar

PO. MAJU LANCAR didirikan sejak tahun 1986, yang dipelopori oleh Bapak H. Sutrisno dan Ibu Hj. Sri Hartati Sebagai Pemilik Perusahaan.

PO. MAJU LANCAR adalah penyedia jasa layanan angkutan / transportasi, antara lain : Angkutan Umum / Regular (AKAP / AKDP), Pariwisata dan Angkutan Karyawan. Yang pada awal didirikannya hanya memiliki 2 unit bus besar AKDP, dengan rute Wonosari-Yogjakarta PP, dan kini jumlah armada yang kami miliki adalah 140 unit, tidak hanya bus besar , kendaraan niaga lainnya dapat anda baca di halaman lain Company Profile ini.

PO. MAJU LANCAR didirikan karena melihat perkembangan yang sangat pesat dibidang transportasi darat khususnya di pulau Jawa dan seluruh Wilayah Indonesia, juga bertujuan memajukan sektor Pariwisata yang ada di Indonesia seperti yang telah dicanangkan oleh pemerintah.

PO. MAJU LANCAR selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan kepada para konsumen (penumpang), upaya yang dilakukan adalah : pelatihan sumber daya manusia, peningkatan managemen, selalu berinovasi , yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan pelayanan yang Prima.

PO. MAJU LANCAR hingga saat ini didukung oleh sumber daya manusia, antara lain :

•Direktur Utama
•Direktur Keuangan
•Direktur Operasional
•Direktur Tehnik
•Direktur Umum
•Personalia
•Staff Accounting
•Staff Administrasi
•Mekanik
•Body Repair
•Staff Gudang (Spare Part)

•Security
•Pengemudi
•Kondektur
Direksi dan managemen selalu mengikuti / menghadiri pelatihan-pelatihan yang pembicaranya adalah pakar marketing terkenal seperti : Hermawan Kertajaya, Mario Teguh dll. Dengan mengikuti / menghadiri pelatihan tersebut kami mendapatkan inspirasi dan kami pun lebih termotifasi dalam menjalankan usaha ini.

Semua staff mulai dari administrasi sampai pengemudi mendapatkan training / pelatihan mengenai kerjasama dalam team / organisasi dan dalam memberikan pelayanan yang baik pada konsumen / penumpang secara berkala . Training / pelatihan yang kami berikan pada para karyawan antara lain :

•Menjalin komunikasi yang baik kepada sesama
rekan  kerja, terutama dengan pelanggan dan calon penumpang.
•Mendahulukan kepentingan perusahaan dan konsumen / penumpang.
•Tulus dan ikhlas dalam bekerja maupun membantu siapa saja .
•Rapi dalam berpakaian.
•Santun dalam bertindak.
•Selalu jujur dalam segala hal.
•Selalu fokus dalam bekerja.
Dan masih banyak lagi upaya-upaya yang kami lakukan, seiring dengan berjalannya waktu kami terus berusaha menjadi yang terbaik dan akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang Prima.
Pelatihan intern pada para pengemudi agar bisa memberikan layanan prima :

•Cara mengemudi yang baik
•Cara merawat kendaraan
•Selalu mematuhi rambu lalu lintas
•Selalu menjaga kebersihan diri maupun kendaraan

Fasilitas

Sejak awal berdiri hingga saat ini, armada / bus yang kami gunakan rata-rata adalah produk dari merk ternama seperti :

• Mitsubishi
• Mercedes Benz
• Nissan
• Hino
• Suzuki
• Isuzu
• Dll

Perusahaan kami memilih merk-merk diatas bukan semata-mata karena gengsi, tetapi lebih pada fungsi, kwalitas dan mutunya. Karena merk-merk diatas sudah terbukti kehandalannya.

Sesuai dengan kondisi pasar saat ini, armada / kendaraan yang kami miliki berjumlah 140 unit, antara lain :

• Bus besar 134 unit, kapasitas 20 seats, 28 seats, 44 seats dan 59 seats
Suzuki APV 5 unit
Isuzu ELF 1 unit
Suzuki APV dan Isuzu ELF, tidak untuk disewakan tetapi sebagai kendaraan operasional yang memiliki fungsi sebagai berikut :

Suzuki APV , berfungsi sebagai layanan antar jemput bagi penumpang yang berada di Wilayah Yogyakarta dan Wonosari, tidak dipungut biaya (Gratis).
Isuzu ELF, berfungsi sebagai kendaraan operasional unit reaksi cepat (storing) seandainya bus kami mengalami kendala di jalan.

Armada / Bus yang kami miliki AC dan Non AC, untuk yang AC dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut :

AC menggunakan merk-merk ternama seperti Thermo King dan Denso.
DVD player, karaoke, serta sound system untuk menghibur penumpang.
Reclining seat yang diperhitungkan letaknya secara anatomis guna memberikan kenyamanan bagi penumpang.
Bus dan segala fasilitasnya selalu dalam kondisi prima.
Kotak P3K dan berbagai alat yang mendukung kenyamanan, keamanan dan keselamatan penumpang selama dalam perjalanan.
Toilet.


Sumber : https://www.facebook.com/notes/maju-lancar-lovers-mlovers/sekilas-tentang-po-maju-lancar/10150308678468877





Sejarah Singkat PO. Zentrum

PO Zentrum merupakan pemain baru di bidang transportasi darat khususnya di armada Bis. berikut ini akan kami sajikan secara singkat sejarah dr PO Zentrum.

Berawal dari kepemilikan beberapa Bis bekas oleh Owner PO Zentrum, Pak Candra (koh Wen), ada 4 unit armada (bekas PO lain). Armada-armada ini di titipkan ke sebuah PO yang bernama PO Argo Mas yang dikelola oleh seorang rekanan. Setelah beberapa tahun berjalan, PO Argo MAs tidak berkembang seperti yg diharapkan, sehingga pada pertengahan tahun 2010 diputuskan untuk menarik seluruh armada dan di operasikan oleh management baru dengan nama PO Zentrum, dibawah naungan badan hukum CV Zentrum Damai Sejahtera Bersama.

Dimulai dari armada medium "merah hitam" armada mulai berdatangan silih berganti, dilanjutkan generasi New Marcopolo Pelangi, hingga kini Jet Bus, Legacy Sky SR1, serta Discovery dari 2 Karoseri ternama di Indonesia, yaitu Adi Putro dan Laksana. Kedatangan ratusan armada baru tidak menyurutkan keberadaan 3 armada "Legenda" dari PO Zentrum...(1 armada telah perpindah kepemilikan)
ke 3 armada tersebut masih menghiasi ramainya garasi, 4 armada "lama" tersebut mempunyai julukan atau nama yang diambil dari nama PO Sebelumnya, yang pertama adalah "Kartika" armada ini adalah yang terbaru pada generasi sebelumnya, dinamai kartika karena memang di beli dari PO Kartika Searang, ini merupakan armada kesayangan dari Pak Chandra, dari aslinya berbaju Panorama 3 dari laksana, dan sempat di bedah diganti dengan Lampu New Marcopolo dan kini berbaju(lampu) Jet Bus. yang ke 2 adalah Royal Sentul, armada berbody Nucleus 3 dari Laksana, hingga sekarang masih di gunaan untuk armada wisata. Yang ke 3 adalah "Ondel-Ondel" berbaju galaxy dr Tentrem, namun sayang, armada yg sebelumnya milik DVS Jakarta ini, sudah jarang beroperasi karena masalah kesehatan. Lha yang ke 4 ini sudah berpindah kepemilikan, yaitu armada YUdha, karena dulunya bekas dr Yudha Express...

dengan seiringnya waktu, Zentrum berkembang dengan sangat pesat, management cukup jeli melihat peluang pasar, sehingga pada april 2012 di buka Divisi AKAP untuk jurusan Jakarta dan sekitarnya. Sehingga kin, PO Zentrum cukup komplet untuk melayani pasar AKAP dan PAriwisata.

Sumber : https://www.facebook.com/notes/pozentrum-purwodadi/sejarah-singkat/522118751167516




 

SEJARAH PERJALANAN USAHA PO. SAFARI DHARMA RAYA

PT. Safari Dharma Sakti (dengan nama dagang PO. SAFARI DHARMA RAYA) mulai berdiri tahun 1969 dikota Temanggung, Jawa Tengah dengan nama PO. OBL yang mana merupakan singkatan initial nama dari pemiliknya Oei Bie Lay (Darmoyuwono).

Rute awal yang dijalani adalah rute jarak pendek yaitu jurusan Magelang - Ngadirejo PP. Dalam perkembangan usaha jasa angkutan ini mulai merambah ke armada bis malam pada tahun 1971 dengan rute Temanggung - Surabaya - Malang PP (baik melalui Yogyakarta maupun Semarang) Dan kemudian semakin berkembang dengan menambah rute jurusan Yogyakarta - Jakarta PP pada tahun 1974.

Kemudian pada tahun 1989 membuka 2 jurusan baru sekaligus yaitu :
Jakarta - Denpasar PP dan Temanggung-Yogyakarta - Denpasar PP.
Agar lebih berkonsentrasi pada armada bis malam dengan spesialisasi kelas eksekutif dan super eksekutif maka rute bis siang mulai tahun 1984 tidak dijalani lagi.

Sepeninggal Bp. Darmoyuwono (tahun 1989), PO. SAFARI DHARMA RAYA dijalankan oleh dua orang putranya yaitu Hendro Darmoyuwono yang berkantor di Jakarta dan Santoso Dharmoyuwono yang berkantor di Temanggung dengan di bawah pengawasan lbu Soetari Darmoyuwono.

Mulai tahun 1997 ada penambahan rute baru yaitu jurusan:
Jakarta - Mataram PP dan Temanggung - Yogyakarta - Mataram PP.
Pada tahun 2001 mulai menambah rute baru dengan melayani jurusan :
Solo – Semarang – Jakarta PP. di tahun ini juga mulai memasuki Pulau Sumbawa dengan membuka rute Jakarta - Bima PP. Sedangkan untuk jurusan Temanggung - Yogyakarta - Bima ijin trayek sudah diperoleh dan saat ini armada sedang dalam proses karoseri, diharapkan sebelum akhir tahun 2003 rute tersebut sudah dapat dilayani.

Atas tawaran dari salah seorang relasi, pada tahun 1999, PT. SAFARI DHARMA SAKTI kerjasama untuk pengadaan beberapa unit bis angkutan bandara guna dioperasikan di bandara Juanda Surabaya dengan masa kontrak selama 3 tahun, yang mana kontrak tersebut telah berakhir pada tahun 2002.

Sejalan dengan banyaknya permintaan dari para pelanggan dan biro perjalanan agar PO. SAFARI DHARMA RAYA tidak hanya menyediakan bis eksekutif dan super eksekutif saja, maka sejak akhir tahun 2000 mulai menyediakan bis-bis pariwisata dengan beberapa pilihan kapasitas tempat duduk sesuai dengan kebutuhan/permintaan para pengguna jasa layanan kami.

Pada tahun 2002 PT. SAFARI DHARMA SAKTI mengikuti proses tender pengadaan & pelayanan bis angkutan bandara yang diadakan oleh PT. GAPURA ANGKASA untuk pelayanan di dalam bandara Ngurah Rai Denpasar & berhasil mendapatkan kepercayaan dari PT. GAPURA ANGKASA untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dengan masa kontrak awal selama 5 tahun.

Dengan pengalaman selama lebih dari 30 tahun menggeluti bisnis transportasi penumpang dengan spesialisasi pada bis-bis eksekutif & super eksekutif yang kemudian diperluas dengan bis pariwisata dan bus angkutan bandara, ke depan di samping tetap konsisten mengembangkan sektor tersebut, PO. SAFARI DHARMA RAYA akan melakukan penetrasi pasar dengan menggarap kebutuhan akan armada bis dengan spesifikasi ataupun kebutuhan khusus, misalnya bis untuk angkutan karyawan perkebunan ataupun pertambangan yang menuntut tingkat keselamatan yang tinggi.

Sumber : https://www.facebook.com/notes/oma-obl-mania/sejarah-perjalanan-usaha-po-safari-dharma-raya/10151648686002641




Sejarah PO Eka / Mira

sejarah PO Eka / Mira sejarahnya berawal dari sebuah toko kain yang berada di Jl Mojopahit no 188 Mojokerto yang dimiliki oleh Bp Fendi Haryanto, pada sekitar tahun 1971, tercetus ide dari sang pemilik toko (Bp Fendi Haryanto ) untuk membangun bisnis transportasi masal model bis antar kota. Sesuai dengan nama tokonya nama yang dipakai adalah PO Flores.

PO Flores ini melayani trayek Antar Kota Antar Propinsi Jurusan Surabaya – Solo PP, dan selain itu juga didirikan PO Surya Agung yang melayani trayek AKDP ( Antar Kota Dalam Propinsi ) Jurusan Malang – Surabaya – Ponorogo/Magetan. PO ini seangkatan dengan beberapa PO lama seperti Maju Mapan, Sumber Kencono, Surya Jaya, Rukun Makmur, Adi Jaya, Tunggal Jaya, Hasti, Jaya Raya, Agung Express, Piala, dll, meski sebagian besar diantaranya sudah tidak beroperasi lagi karena sudah gulung tikar.
 
Secara signifikan PO Flores mengalami perkembangan karena image-nya sebagai bis banter. Perilaku konsumen Jatim dan sebagian Jateng yang cenderung menyukai bis-bis banter semakin membuat nama PO Flores melambung meski sebagian masyarakat menilai bis ini sebagai bis yang cenderung ugal-ugalan. Meskipun sebenarnya tidak semua armada PO Flores ugal-ugalan karena beberapa armadanya masih menggunakan mesin keluaran lama yang kemampuannya tidak sebagus mesin-mesin baru.

PO ini sempat mengoperasikan bis bumel yg mewah, dilengkapi dengan AC ( Air Conditioner ) dengan nama Surya Agung, yang seperti dijelaskan di atas bis ini melayani rute Malang – Surabaya – Madiun – Ponorogo/Magetan PP. Kala itu Surya Agung menjadi simbol bis-bis mewah, karena selalu mengguankan body dari karoseri terbaik waktu itu, demikian dengan pula dengan fasilitas AC-nya yang jarang dipunyai oleh PO lain.

Di saat puncak kejayaan Flores inilah terjadi tragedi besar yang menjadi klimaks dari PO Flores, kecelakaan hebat terjadi di daerah Karang Anyar Sekitar tahun 1981. Bis yang dikemudikan Bp Marwan berisi rombongan pelajar SMP Wijana Jombang yang melakukan study tour (karya wisata) ditabrak Kereta Api yang melintas yang merenggut banyak korban pun tak bisa dihindarkan. Imbasnya, oleh DLLAJR Pusat (sekarang Dishub) PO Flores dilarang melayani trayek AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) sehingga PO ini hanya beroperasi sampai dengan Mantingan (perbatasan Jatim – Jateng ). Sedangkan perjalanan PO Surya Agung tidak mengalami kendala sedikitpun dalam pengoperasiannya.
surya agung

Akibat sanksi yang dibebankan oleh DLLAJR, PO Flores semakin mengalami kesulitan dalam pengoperasian armada-armadanya yang hanya melayani melayani rute Surabaya – Mantingan PP. Banyak konsumen yang lebih cenderung memilih PO lain untuk menghindari resiko dioper untuk penumpang yang bertujuan ke daerah-daerah diluar jangkauan PO Flores. Jika hal ini dibiarkan terjadi, bukan tidak mungkin PO Flores lama-kelamaan akan kolaps.
eka


Untuk mengatasi masalah tersebut manajemen menyiapkan EKA dan MIRA untuk menggantikan Flores melayani rute Surabaya – Solo PP. Nama EKA dan MIRA diambil dari nama-nama anak dari Bp Fendi Haryanto. Keduanya dipisahkan baik secara manajemen dan juga jam keberangkatannya. PO EKA biasanya diberangkatkan dari Surabaya pada pagi sampai petang hari, sedangkan armada PO MIRA diberangkatkan sebaliknya (petang sampai pagi hari) dari Surabaya. PO Flores akhirnya difokuskan melayani Rute Surabaya – Ponorogo PP. Sedangkan PO Surya Agung tetap melayani rute Malang – Surabaya – Madiun – Ponorogo/Magetan PP.

Seperti halnya Flores, EKA-MIRA mengalami perkembangan yang menggembirakan karena respons positif dari konsumen. Bahkan seiring berjalannya waktu EKA-MIRA tumbuh menjadi PO yang besar dan keberadaannya patut diperhitungkan di jalur ini. Untuk memantapkan eksistensinya, tahun 1990 PO EKA membuat terobosan dengan meluncurkan 1 buah armada ber-livery biru yang melayani rute Surabaya – Madiun – Solo – Jogja PP menggunakan mesin Nissan Diesel CB dengan karoseri Malindo yang pada waktu itu sedang jadi tren (seperti adiputro sekarang). Namun itu tidak bertahan lama karena dalam waktu beberapa bulan bis yang dikemudikan Bp. Darno ini mengalami kecelakaan hebat yaitu menabrak truk bermuatan elpiji. Kejadian itu menewaskan sang pengemudi dari menghanguskan bis tersebut. Hal itu tidak menyurutkan langkah PO EKA-MIRA untuk tetap melanjutkan ekspansinya ke rute Surabaya – Madiun – Solo – Jogja PP. Sekitar 2 tahun kemudian semua armada PO EKA-MIRA telah melayani rute tersebut, dan mengganti warna dasar armada-armadanya yang tadinya putih menjadi abu-abu berikut dengan livery-nya.
 
Karena dirasa tidak lagi memberikan kontribusi maksimal dan untuk meremajakan armadanya, seluruh armada PO Flores dan PO Surya Agung sebanyak 52 unit yang seluruhnya bermesin Mitsubishi BM dijual ke PO AKAS II beserta trayek, kru dan teknisinya. Inilah akhir bakti kepada manajemen dan sekaligus akhir riwayat dari kedua PO ini. Sekitar tahun 1992 manajemen kembali membuat terobosan dengan meluncurkan PO ITA (berasal dari nama anak Ibu MIRA) yang melayani rute AKDP Surabaya – Madiun – Ponorogo PP.
mira jadul

Setelah lama setia menggunakan mesin Nissan Diesel CB pada tahun 1993 membeli 27 unit chasis Hino AK 176, terdiri dari 25 unit berchasis panjang dan 2 unit masih menggunakan chasis pendek. Chasis-chasis tersebut disiapkan untuk armada-armada ber-AC. EKA dan MIRA maing-masing mendapatkan bagian 10 unit armada ATB (AC Tarip Biasa), sedangkan ITA mendapatkan bagian 2 unit. Sisanya 5 unit chasis disiapkan untuk menjadi armada PATAS (sebelum menjadi CEPAT). Dari armada-armada inilah cikal bakal EKA CEPAT berasal sebagai upaya penjajakan merambah ke segmen kelas non Ekonomi.

Armada EKA CEPAT berkembang menjadi pilihan di jalurnya seiring dengan mulai digantikannya armada-armada Hino AK 176 dengan armada-armada bermesin belakang seperti Nissan Diesel RB dan Hino RK2HR. Perlahan-lahan EKA CEPAT mulai mampu menyisihkan pesaing-pesaingnya, dan menjadi pilihan utama sekaligus pemain tunggal di jalurnya.

Demikian juga dengan armada bumelnya (EKA-MIRA) pun mulai meremajakan armada-armada lama dengan armada keluaran terbaru seperti Nissan Diesel CB dan Hino AK3HR. Terbukti dengan peremajaan yang teratur dan pelayanan terhadadap konsumen yang prima membuat PO ini tetap bertahan di tengah persaingan yang semakin keras. Banyak PO lain yang mulai berjatuhan akibat kerasnya persaingan jalur Surabaya – Madiun – Solo – Jogja seperti Tunggal Jaya, Jaya Raya, Maju Mapan, Trigaya, Jaya Utama, Mapan dll.

Namun tren positif tak berlaku pada ITA, karena pamornya yang kalah mengkilap dengan para kompetitornya. ITA akhirnya angkat koper peta persaingan jalur Surabaya-Ponorogo pada akhir dekade 90-an. Armada-armadanya yang sebagian besar bermesin Nissan Diesel CB banyak dibeli oleh PO Pangeran dan PO Restu.

Sekitar tahun 2007 armada bumel EKA dihapus untuk memfokuskan diri pada armada CEPAT, sedangkan armada eks bumel EKA digabungkan ke MIRA. Hal ini semakin mempermudah konsumen PO ini untuk membedakan antara armada Eksekutif/CEPAT (EKA) dan armada Bumel (MIRA) dalam memilih karena orientasi segmen pasar yang sudah dibedakan.

Namun setelah MIRA hanya berorientasi ke kelas ekonomi, justru membuat PO ini mengalami mengalami sedikit kemunduran. Jumlah armada MIRA semakin berkurang. Namun sekitar tahun 2009 MIRA mulai bangkit dari keterpurukan dengan menjual seluruh armada lama non ATB dan mendatangkan sekitar 100 armada baru ber AC (ATB). Persaingan jalur Surabaya – Madiun – Solo – Jogja kelas ekonomi pun kembali ramai. Banyak PO lain yang ikut mendatangkan armada ATB agar bisa bertahan, termasuk di rute/jalur lain. Konsumen pun semakin diuntungkan dengan hal ini karena semakin dimanjakan dengan banyaknya armada baru yang melayani.

Perjalanan panjang Flores yang akhirnya menjadi ke EKA- MIRA menarik untuk disimak dan bisa dijadikan inspirasi untuk kita semua. Sebuah upaya untuk bertahan ditengah kerasnya persaingan dan perkembangan jaman yang menuntut kemampuan membaca situasi, berpikir dan bertindak yang prima. Dan hasilnya tidak sia-sia karena EKA- MIRA merupakan salah satu ikon bis di Jatim, dan akan tetap dan berusaha selalu menjadi kebanggaan Masyarakat Jatim.

Sumber : https://www.facebook.com/notes/eka-cepat-fans-club/sejarah-eka-mira-mulai-dari-lahir-sekarang/10150801508333688




Sejarah PO. Haryanto

Kisah Haryanto merintis perusahaan angkutan PO Haryanto..

Merantau ke Jakarta tanpa uang dan pendidikan,  Haryanto akhirnya melamar sebagai anggota TNI. Setelah 20 tahun mengabdi di kesatuannya dengan pangkat terakhir kopral, beliau justru sukses berbisnis angkutan umum.

Kini penghasilannya tak kalah dengan para jenderal. Berkat ketekunan, keuletan, dan tentu saja garis keberuntungan yang tergores di tangannya, Haryanto akhirnya memetik buah usahanya.
Bagi Haji Haryanto ini disiplin memang bukan hal aneh. Maklum, beliau adalah mantan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Jangan pandang sebelah mata. Kariernya di TNI memang berakhir saat beliau berpangkat kopral. Tapi, Haryanto benar-benar sukses mengelola bisnis.

Saat ini beliau memiliki 83 bus eksekutif yang melayani jalur Jakarta-Kudus, Pati, Jepara, Ponorogo dan Madura Selain itu, ia juga memiliki 150 unit angkutan kota (angkot) yang merajai seluruh trayek di Tangerang serta memiliki show room mobil. Haryanto sendiri sebenarnya tak pernah menyangka ia akan menjadi pengusaha. Pasalnya, ia terlahir sebagai anak desa di Kudus, Jawa Tengah. Orang tuanya hanyalah buruh tani yang punya kerja sambilan sebagai tukang memisahkan tulang dan daging ikan di pasar.

Adapun Haryanto, sejak kecil dididik untuk bekerja keras, mulai dari menggembala sapi milik tetangga, berjualan es atau sebagai tukang ngarit demi menambah penghasilan bagi kelangsungan hidup keluarganya. Maklum, keluarganya adalah keluarga besar. Haryanto adalah anak keenam dari sebelas bersaudara.Meski ulet, ternyata Haryanto cukup bandel. Buktinya, beliau tidak menyelesaikan sekolahnya di bangku Sekolah Teknik Menengah (STM) lantaran merasa tidak cocok. beliau lalu kabur dari rumah dan hijrah ke Tangerang. "Saya akan mengubah nasib," begitu tekadnya waktu itu.Berbekal tekad dan semangat yang kuat, di Tangerang Haryanto lalu mendaftar sebagai anggota TNI.

Sejak kecil Haryanto memang bercita-cita bisa berseragam loreng sambil memanggul senjata. Cita-citanya itu akhirnya kesampaian juga. Tahun 1979 beliau mulai bekerja di kesatuan angkatan udara Kostrad di Tangerang. "Saya dididik jadi pengemudi, tugas saya mengangkut alat-alat berat, meriam, beras untuk konsumsi dan perminyakan," kenang Haryanto. Penghasilan yang beliau kantongi waktu itu sekitar Rp 18.000 per bulan.

Bekerja sambilan jadi sopir angkot karena sudah bekerja dan mengantongi gaji, pada 1982 Haryanto memberanikan diri untuk menikah. Tapi, gaji belasan ribu yang diterimanya tiap bulan itu ternyata tak cukup untuk menambal semua kebutuhan hidupnya. Bahkan, rumah sewa berukuran 3 x 4 meter yang beliau huni bersama dengan istrinya tak mampu ia bayar. "Untuk membayar sewa rumah saja saya utang," kenangnya. Kepepet dengan kondisi keuangan yang minim inilah yang justru mempertebal semangat Haryanto untuk mulai mencari usaha sampingan. Pada 1984, dengan modal uang tabungan kurang dari Rp 1 juta, Haryanto nekat membeli satu unit mobil angkutan kota (angkot) buatan Daihatsu.beliau pun lalu menjadi sopir bagi kendaraan pribadinya yang berpelat kuning. Waktu itu rute yang ia tempuh Pasar Anyar-Serpong. "Dulu masih kebun karet, jalannya juga enggak sebagus sekarang," paparnya.
Di sela-sela waktu bekerja sebagai sopir kendaraan militer di kesatuannya, Haryanto pun meluangkan waktunya untuk menyopiri angkotnya. Saban hari beliau menyopir angkotnya pada pukul 15.00-16.00, kemudian bekerja di Kostrad hingga pukul 19.00. Selepas pukul 22.00, ia mulai mengemudikan angkotnya lagi hingga dini hari. Suka tidak suka, Haryanto harus mengurangi waktu tidurnya demi menafkahi istri dan ketiga anaknya.Berkat rajin menyopiri angkotnya, tahun-tahun berikutnya Haryanto terus membeli angkot dari uang yang ia sisihkan.

Modal untuk membeli angkot juga didapatnya dari hasil kerja sambilannya yang lain, sebagai perwakilan bus PO Sumber Urip yang ia tekuni sejak 1990-2000. Angkotnya terus beranak-pinak hingga puluhan dan terus bertambah menembus angka 100 unit. "Insya Allah sekarang saya telah memiliki jalur angkot hampir seluruh Tangerang," ungkapnya penuh syukur. Saat ini sekitar 150 angkot ada dalam daftar asetnya. Dari usaha angkotnya saja, jutaan rupiah berhasil beliau kantongi setiap hari.Tapi, Haryanto bukan orang yang gampang berpuas diri. Tahun 1990 ia membuka satu gerai showroom mobil di Tangerang yang khusus menjual angkot dari beragam karoseri. Gerai ini tak membutuhkan modal yang banyak, Haryanto hanya menyiapkan lahan bagi mereka yang ingin menjual angkotnya. "Modalnya hanya kepercayaan," tukas Haryanto. Showroom ini pun cukup laris, setiap bulan sekitar 20-30 unit mobil berhasil beliau jual.Pensiun dari kopral, gajinya jenderal karena putaran roda bisnisnya semakin kencang, Haryanto pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari kesatuannya di militer.

Kendati usianya baru 43 tahun, tahun 2002 lalu, ia melayangkan surat pengunduran diri. "Saya enggak dapat pesangon, tapi dapat pensiun Rp 800.000 per bulan," ujarnya.Sejak pensiun itulah Haryanto justru sibuk dengan mainan barunya, yaitu PO Haryanto yang dirintisnya pada tahun yang sama. Waktu itu Haryanto mendapat kucuran kredit dari Bank BRI sekitar Rp 3 miliar. Uang itu ia gunakan untuk membeli enam unit bus senilai masing-masing Rp 800 juta. "Pinjaman itu saya pakai untuk uang muka beli bus," katanya.Semula Haryanto mengoperasikan busnya untuk rute Cikarang-Cimone kelas non-AC alias ekonomi.

Sayangnya, bus jurusan tersebut sepi penumpang. Maka, ia mengalihkan ke bus eksekutif yang ber-AC dan membuat rute baru yang tujuannya tak jauh dari kampung halamannya, yaitu Jakarta-Kudus, Jakarta-Jepara, dan Jakarta-Pati. Demi menjaga kualitas, Haryanto mendidik sopir-sopirnya agar tidak ugal-ugalan dan diprotes penumpang. Walau sudah menjadi juragan, Haryanto pun tak segan-segan setiap hari nongkrong di terminal, memeriksa sendiri kondisi bus-busnya sambil mendengarkan keluhan penumpang.

Dari putaran roda bisnis di bisnis beragam angkutan penumpang ini, Haryanto kini menangguk pendapatan yang lumayan. Karyawannya pun kini telah mencapai 500 orang. "Saya enggak nyangka sekarang bisa menjadi pengusaha," ungkap Haryanto. Sebagai pengusaha, tentu saja penghasilan pensiunan kopral itu tak kalah dengan para jenderal.

Mengongkosi Sopir ke Tanah SuciPergi ke tanah suci adalah impian Haryanto, pemilik PO Haryanto. Itu sebabnya, ia selalu menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilannya. Berkat uang hasil tabungannya itulah, pada 1997, akhirnya ia bisa berangkat ke tanah suci bersama orang tua dan istrinya. Sejak kakinya menginjakkan tanah suci itulah ia berjanji pada dirinya untuk menjalankan bisnis ini dengan sungguh-sungguh. "Alhamdulillah saya bisa ke Mekkah juga dari hasil usaha angkot," ujarnya.
Haryanto agaknya sadar betul bahwa usahanya tak akan berhasil tanpa campur tangan Yang di Atas. Itu sebabnya, ia berikrar akan memberangkatkan sopir-sopirnya ke Tanah Suci. Maka dari itu, setiba dari Mekkah, kendati harga dolar sedang mahal-mahalnya, Haryanto memenuhi janjinya pada diri sendiri untuk memberangkatkan karyawannya naik haji. Kesempatan pertama itu ia hadiahkan pada satu orang sopir yang telah setia bekerja padanya. "Dia sopir pertama yang saya berangkatkan ke tanah suci," ujarnya.

Tradisi memberangkatkan karyawannya itu terus ia pelihara hingga sekarang. Bagi karyawan yang taat dan tekun beribadah, Haryanto tak segan-segan membagi tiket untuk beribadah ke Mekkah.

sumber :  https://www.facebook.com/notes/haryanto-mania-%D9%87%D8%A7%D8%B1%D9%8A%D8%A7%D9%86%D8%AA%D9%88-%D9%85%D8%A7%D9%86%D9%8A-/sejarah-po-haryanto-serta-kisah-singkat-haji-haryanto/10151457697984854





sejarah PO. Gapuraning Rahayu


PT. Gapuraning Rahayu
1977 – 2006

Tahun 1977
Pada Tanggal 1 Januari 1977, atas prakasa Alm. H. Moch. Karno bersama keluarga mulai merintis jasa angkutan umum bis dengan nama Gapuraning Rahayu, yang berkedudukan di Jl. Stasiun No. 47 Ciamis.
Pada awalnya Gapuraning Rahayu memiliki 5 (lima) unit Micro Bis Mitubitsi Colt Diesel yang melayani trayek Tasikmalaya – Cirebon.

Tahun 1978 – 1979
Melihat keadaan pasar selama masa perintisan diatas PO. Gapuraning Rahayu menambah armada sebayak 2 (dua) unit dengan trayek yang sama, yaitu :
  1. 1 (satu) unit Bis Mercedes Benz /th. 1977
  2. 1 (satu) unit Bis Mitsubitsi Fuso /th. 1978
Tahun 1980 – 1982
Pada awal tahun 80 – an Gapuraning Rahayu mulai mengadakan peremajaan sekaligus penambahan armada pada trayek yang sama yaitu Tasikmaya – Cirebon, dengan rincian sebagai berikut :
A.     Peremajaan Armada
         5 (lima) unit Bis Hino BX /th. 1980, mengganti 5 (lima) unit Micro Bis Mitsubitsi Colt Diesel.
B.      Penambahan Armada
         6 (enam) unit Bis Hino BX /th. 1981
         2 (dua) unit Bis Hino BB /th. 1982

Dengan demikian jumlah armada yang kami miliki sampai akhir tahun 1982 sebayak 13 (tiga belas) unit.

Tahun 1983 – 1985
Pada pertengahan tahun 1983 PO. Gapuraning Rahayu melakukan perluasan trayek yang terdiri dari :
  1. 4 (empat) unit Bis Mitsubitshi BM /th. 1983, melayani trayek Tasikmalaya –  Cirebon – Jakarta  (Pulo Gadung)
  2. 4 (empat) unit Bis Mercedes Benz OE /th. 1983, melayani trayek Banjar – Tasikmalaya – Jakarta (Cililitan)

Tahun 1986 – 1989
Untuk melayani penguna jasa angkutan dan untuk meningkatkan operasional perusahaan, maka PO. Gapuraning Rahayu kemabali mengadakan perluasan trayek dan penambahan armada sebagai berikut :
  1. 2 (dua) unit Bis Hino AK /th. 1986, melayani trayek Banjar – Tasikmalaya – Jakarta (Cililitan)
  2. 2 (dua) unit Bis Hino AK /th. 1987, melayani trayek Purwokerto – Karangpucung – Tasikmalaya – Jakarta (Cililitan)
  3. 2 (dua) unit Bis Mitsubitsi BM /th. 1987, melayani trayek Purwokerto – Karangpucung – Tasikmalaya – Jakarta (Cililitan)

Tahun 1990 – 1995
Pada kurun waktu tahun 1990 s.d. 1994 PO. Gapuraning Rahayu kembali mengadakan penambahan trayek sebagai berikut :
  1. 4 (empat) unit Bis Mitsubitsi Fitter /th. 1990, melayani trayek Tasikmalaya – Cirebon – Jakarta (Cililitan)
  2. 2 (dua) unit Bis Hino RK /th. 1990, , melayani trayek Purwokerto – Karangpucung – Tasikmalaya – Jakarta (Cililitan)
  3. 3 (tiga) unit Bis Hino RK /th. 1990, melayani trayek Banjar – Tasikmalaya – Tanggerang

Pada awal tahun 1995 ini PO. Gapuraning Rahayu kembali menambah armada baru dengan trayek Banjarsari – Merak, jumlah unit bis yang melayani sebanyak 3 (tiga) unit Bis Mitsubitsi Fitter /th. 1995

Tahun 1996 – 1997
Melihat kondisi dan persaingan usaha serta untuk melayani pengguna jasa angkutan, maka pada awal tahun 1996, PO. Gapuraning Rahayu mengubah jenis pelayanan sebagian armada dari Ekonomi (bumel) menjadi Cepat Non Ekonomi (patas).

Untuk memenuhi hal tersebut diatas maka PO. Gapuraning Rahayu mengadakan perubahan trayek dan peremajaan sebagian armada dengan rincian pelayanan sebagai berikut :
  1. A.     Perubahan Trayek
Trayek Semula
  1. Tasikmalaya – Cirebon – Jakarta (Pulogadung)
  2. Tasikmalaya – Cirebon – Jakarta (Pulogadung) – Merak
  3. Banjar – Tasikmalaya – Jakarta (Kp. Rambutan)
 Menjadi Purwokerto – Tasikmalaya – Jakarta (Kampung Rambutan)
  1. B.      Peremajaan Armada
    1. 4 (empat) unit bis Mercedes Benz Donking /th. 1996
    2. 6 (enam) unit bis Mercedes Benz OH Interculler /th. 1997 (AC / Eksekutif)
    3. 10 (sepuluh) unit bis Mercedes Benz OH Interculler /th. 1997
Tahun 1998 – 2001
Pada pertengahan tahun 1998, melihat paktor usia H. Moch. Karno selaku pendiri sekaligus pemilik mulai mengadakan regenerasi terhadap putranya yaitu Ronny AB. Karno. Dan pada kurun waktu tersebut pula PO. Gapuraning Rahayu mengadakan penambahan armada dan perluasan trayek sebagai berikut :
  1. Penambahan Trayek (Purwokerto – Tasikmalaya – Jakarta (Kampung Rambutan)) sebanyak 3 (tiga) unit bis Mecedes Benz OH Interculler /th. 1990
  2. Perluasan Trayek
    1. 4 (empat) unit bis Mercedes Benz OH Interculler /th. 1999, pada trayek Banjar – Tasikmalaya – Depok
    2. 5 (lima) unit bis Hino RG /th. 2001, pada trayek Banjar – Tasikmalaya – Depok

Sebagai tenaga muda dan selaku generasi penerus dengan wawasan dan intelektual modern maka Bp. Ronny AB. Karno mulai mengadakan perombakan sistem dalam segala bidang, diantaranya :
  1. Setoran personil bus dari sistem target menjadi sistem paraf, dimana setiap personil tidak lagi dibebankan target setoran tetapi setor sesuai jumlah penumpang yang ada. Sebaliknya kesejahteraan personilpun menjadi lebih pasti karena adanya sistem uang pp dimana pendapatan personil tidak lagi berdasarkan banyak sedikitnya penumpang tetapi sudah memiliki pendapatan tetap, ditambah lagu dalam hal pemberian semangat untuk mencari penumpang perusahaan pun mengeluarkan bonus yang telah diatur sehingga menguntungkan kedua belah pihak (Peronil dan Perusahaan).
  2. Dalam hal administrasi perusahaan mulai dirintis dengan sistem komputerisasi, bahkan dalam perkembangannya sudah mulai dengan sistem lokal online, sehingga setiap divisi dari mulai operasional, teknik sampai keuangan sudah bisa saling komunikasi data.
  3. Dari segi sumber daya manusia guna menunjang operasional perusahaan telah dibentuk komponen struktur yang handal dibidangnya masing-masing, mulai staf, pengurus sampai personil.

Akhir tahun 1999 Bp. Ronny AB. Karno membeli trayek PO. Putra Jaya dan PO. Perkasa Jaya, dengan pengelolaan dan sistem manajemen masih bersatu dengan PO. Gapuraning Rahayu.

Tahun 2002 - 2005
Pada Akhir Tahun 2001 tepatnya pada tanggal 1 Nopember 2001, sesuai dengan Akta Notaris Nomor 1 / 2001, status PO. Gapuraning Rahayu yang semula Perusahaan Otobis (PO.)  berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT.) dengan nama PT. Gapuraning Rahayu, yang mulai efektif berjalan sejak awal tahun 2002.

Sejak berubah status tersebut maka PO. Putra Jaya dipisah dan berdiri sendiri sebagai Anak Perusahaan dengan sistem manajemen berbeda.

Pada Bulan Agustus 2002 tepatnya tanggal 16 Agustus 2002 PO. Perkasa Jaya pun dipisah dan berdiri sendiri sebagai Anak Perusahaan dengan Status Perseroan Terbatas (PT).

Pada awalnya Perkasa Jaya memiliki armada sebanyak 12 (dua belas) unit Bus  Mercedes Benz OH 1521 yang melayani trayek Pangandaran – Kp. Rambutan dengan sistem pelayanan Cepat Non Ekonomi. Pada pertengahan tahun 2003 Perkasa Jaya telah menambah armada sebagai berikut :
  1. 2 (dua) unit Mercedes Benz OH 1521, melayani trayek Banjar – Kp. Rambutan dengan sistem pelayanan AC Executive. Dimana untuk memenuhi kebutuhan pemakai jasa dalam perkembangannya di rubah menjadi Pangandaran – Kp. Rambutan
  2. 2 (dua) unit Mercedes Benz OH 1521, melayani trayek Pangandaran – Bekasi dengan sistem pelayanan Cepat Non Ekonomi, yang selanjutnya di rubah menjadi Kawunganten – Kp. Rambutan

Tahun 2006

Guna kelancaran dan ketertiban operasional perusahaan pada tahun 2006 telah menyelesaikan kantor baru yang lebih refresentatif yang berlokasi di Jl. Raya Ciamis – Banjar KM 4, Citutut Pamalayan Cijeungjing Ciamis.

Terhitung mulai Bulan Maret 2006 bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1426 Hijriyah, kantor baru mulai diresmikan dan operasional perusahaan mulai dilaksanakan satu atap antara Gapuraning Rahayu, Putra Jaya dan Perkasa Jaya tetapi tetap dalam manajemen yang terpisah.

sumber : https://www.facebook.com/notes/gapuraning-rahayu-group/sejarah-pt-gapuraning-rahayu-group/246738992008595



Kamis, 28 November 2013

sejarah po. RAYA

PO Raya

Pada mulanya PO Raya ini berawal dari sebuah bisnis truk bernama RADAR pada tahun 1959. sekitar tahun 1962 pemiliknya menambah 2 truk lagi yang di beri nama RAYA (dinamakan "RAYA” dikarenakan tempat membeli truk tersebut berada di jalan RAYA BARAT – BANDUNG)
Sekitar tahun 1967 truk mulai dijual dan membeli 1 bis bekas merk DODGE keluaran thn 1960 dari PO.SUKA MULYA (SUKABUMI), nah barulah pada tahun 1968 PO.SUKA MULYA berganti nama PO.RAYA yang berarti “BESAR”. Yang didirikan dan dikelola oleh Bpk. Witikno dan dibantu Bpk. Ranu Wijaya (adik kandung dari Bpk. Witikno).

Pada tahun 1982 mereka berekspansi dengan membuka trayek Solo-Jakarta, tepatnya di bulan Desember dengan armada awal 4 unit mercedes-benz OF 1113, terdiri dari 2 Non AC dan 2 AC VIP, itu kemungkinan kenapa hingga saat ini non ac dan vip ( executive 28 ) tetap dipertahankan, karena merupakan roh dari Raya.
Armada Raya terus berkembang dan berganti menjadi OH 1113 pada tahun 1984. Kemudian pada tahun 1986 raya mendapatkan seat pesawat DC-10 dari Maskapai Garuda, melalui bantuan karoseri Laksana, yang akhirnya menjadi trademark PO Raya, dan di akhir 80an pula PO raya terus berkembang dengan adanya saudara baru mereka untuk trayek solo jogja yaitu PO SEDYA UTAMA.



Awal 90an raya masuk Bogor dengan 3 armada, dan kemudian buka trayek lebak bulus, Raya terus berkembang hingga puncaknya sebelum krisis 1998, dengan sekitar 50an armada, lalu pada tanggal 10 bulan Maret tahun 2000, Bpk. Witikno meninggal dunia yang selanjutnya tahun 2000-2004 PO.RAYA dikelola oleh Bpk.Ranu Wijaya (adik kandung dari Alm.Bpk.Witikno) dan Bpk.Nata Laksana (anak kandung dari Alm.Bpk.Witikno).

Pada tanggal 1 Januari 2005, Bpk.Ranu Wijaya mengundurkan diri dari perusahaan, dan diserahkan sepenuhnya kepada Bpk.Nata Laksana dan dikelola bersama dengan Bpk.Brata Laksana (adik kandung dari Bpk.Nata Laksana). di tangan keduanya PO raya semakin maju dengan ada divisi baru yaitu raya Pariwisata pada tahun 2006

Dan untuk mengakomodasi tempat/garasi yang semakin luas karena penambahan jumlah armada maka di pertengahan tahun 2010 PO Raya memindahkan garasi mereka dari gading kidul 45A ke tempat yang lebih luas di jalan raya bulakrejo no 4 sukoharjo, di awal 2011 Raya juga mebuka trayek baru yaitu jakarta - solo - gemolong dan jakarta -solo- sragen, dan ada rencana membuka kembali trayek yang mati suri.

Apa lagi yang istimewa dari bus ini..

Selain ukuran kursi yang lebih lega (dibanding PO) lain (ya jelas lebar, karena cuma Raya yang mengadopsi seat pesawat dalam body Bus), banyak keistimewaan dari Bus ini. salah satunya adalah armada yang di pakai rata-rata usianya dapat dibilang sudah tua, tapi karena PO Raya sangat memperhatikan kenyamanan, perawatan dilakukan dengan sangat rutin dan teliti sehingga meski banyak yang bilang RAYA bus tua, tapi tetap mantap dan bersahaja.

Oia satu lagi menurut info bus RAYA punya ukuran body yang lebih lebar dibanding bus-bus keluaran baru lho. katanya pihak karoseri sengaja melebarkan body RAYA lebih kurang 15-20cm supanya body bus ini bisa memuat seat Pesawat Garuda DC-10 yang extra lebar dan cuma Karoseri Laksana yang ngerti banget kebutuhan Raya.


KANTOR PUSAT

JL RAYA BULAKREJO NO 4 SUKOHARJO
TELP (0271) 6595731 - 6595732

INFORMASI KANTOR AGEN DAN PERWAKILAN RAYA
1. WONOGIRI:
- terminal induk wonogiri 15A, 081567730277
- terminal krisak, Jl raya solo-wng telp (0273)322583

2. SOLO
- jl widuran 11 telp (0271)635838
- jl gading kidul 45 A tep (0271)644170
- jl veteran 70 telp (0271)662262

3. KARTASURA
- terminal kartasura telp (0271)5898136
- ruko kartasura telp (0271) 780961

4. DELANGGU
- jl raya delanggu telp (0272)552223

5. KLATEN
- terminal klaten kios 7 telp (0272)3122838

6. KARANGWUNI
- jl raya karangwuni/jalan raya solo-jogja km 30 no 166 karangwuni klaten telp (0272)3106062

7. BOYOLALI
- terminal boyolali kios 30 telp (0276)3339889

8. SALATIGA
- terminal salatiga kios 31 telp (0298)323675
- jl a yani pertokoan pendawa 54 telp (0298)327606,3106162

9. BAWEN
- terminal bawen kios 20 telp (0298)592040

10. SEMARANG
- terminal ungaran kios 2 telp (024)6925390
- terminal banyumanik telp (024)3566078
- jl siliwangi 642A telp (024)7618686 (krapyak)
- jl siliwangi 468 telp (024)7601247

11. PULOGADUNG
- Terminal loket no 23
- Jl Raya Bekasi Timur Km 20 (021)4601608

12. LEBAK BULUS
- Terminal Akap Lebak Bulus Loket 29 (021) 71082992

13. BOGOR
- Sukasari Plaza Jl Siliwangi (pasar gembrong) No 31 ( 0251 ) 320377

14. CISALAK
- Jl Raya Bogor ( 021 ) 70926996

15. CILEDUK
- Samping Pasar Lembang ( 021 )70253822, 08170070154.

16. PONDOK GEDE
- Terminal Pinang Ranti ( 021 ) 70026070

17. BEKASI TIMUR
- Jln H.M. Joyomartono ( 021 )70656230

18. CIKARANG
- Tol Jababeka ( 021 ) 9201711

19. GEMOLONG
- Terminal Gemolong 0813 2999 5568

20. SRAGEN
- Terminal Pilang Sari 0821 3780 8678

Kelas Raya
Super Top (Pulogadung dan lebak bulus)
Fasilitas :
- pendingin ruangan (AC)
- kursi pesawat 18 seat konvigurasi 1-2, 6 baris
- bantal dan selimut
- sandaran tangan
- sandaran kaki model geser (muat seluruh kaki)
- toilet
- service makan prasmanan
- snack

Executive (semua tempat keberangkatan)
Fasilitas : 
- pendingin ruangan ( AC )
- kursi pesawat 24 seat konvigurasi 2-2, 6 baris
- bantal dan selimut
- sandaran tangan
- sandaran kaki model geser(muat seluruh kaki)
- toilet
- service makan prasmanan
- snack
Executive 28 (ciledug, lebak bulus, pulogadung)
fasilitas : 
- pendingin ruangan ( AC )
- kursi pesawat 28 seat konvigurasi 2-2,7 baris
- bantal dan selimut
- sandaran tangan
- sandaran kaki model geser(muat seluruh kaki)
- toilet
- service makan prasmanan
- snack

Executive 32 (ciledug, lebak bulus)
fasilitas : 
- pendingin ruangan ( AC )
- kursi pesawat 32 seat konvigurasi 2-2,8 baris
- bantal dan selimut
- sandaran tangan
- toilet
- service makan prasmanan
- snack
Non AC (Pulogadung)
fasilitas :
- recleaning seat 32 seat konvigurasi 2-2 8 baris
- sandaran tangan
- toilet
- service makan prasmanan
- snack

JADWAL DAN KEBERANGKATAN BIS (situasi normal)

pulogadung :
16.00 seri H ( Executive)
16.30 Non AC
17.30 seri R ( Executive )
18.30 Executive 28
19.30 Supertop

situasi ramai/tambahan Pulogadung
16.00 seri H ( Executive)
16.30 Non AC
16.30 supertop I
16.30 seri M
17.00 seri K
17,30 seri L
18.00 seri R (Executive)
18.30 Executive 28
19.30 Supertop

Lebak Bulus ( situasi normal )
16.00 Executive 28
17.00 Seri C ( Executive )
17.30 Supertop
18.00 Seri E ( Executive)

situasi ramai/tambahan lebak bulus
16.00 Seri D ( Executive )
17.30 seri W ( executive )

ciledug
15.00 Executive 28
16.30 Seri E ( Executive )

cibinong
14.30 seri A ( Executive)

Cisalak
15.00 Seri A ( Executive )

Pal
15.15 Seri A ( executive )

Pasar rebo
15.30 seri A

Pinangranti
16.00 Seri A ( executive )

bogor
16.00 seri g (executive )

bekasi
17.00 seri G

cikarang
18.00 seri g

Dari Solo : Terminal Tirtonadi
situasi normal :
16.00 Executive 28 ( ke lebak bulus n ciledug )
16.00 Non AC ( Ke Pulo gadung )
16.00 Seri H ( ke Pulo Gadung )
16.00 Seri E ( ke Lebak Bulus n ciledug
16.30 Supertop 2 ( ke Lebak Bulus )
17.00 Seri C ( ke Lebak Bulus )
17.00 Seri G ( Ke Bogor )
17.00 Seri B ( ke Pinang ranti n cisalak )
17.00 Seri L ( ke Pulo gadung )
17.00 Executive 28 ( ke Pulo Gadung )
19.00 Supertop ( ke Pulo gadung )

Dari Wonogiri : Terminal induk
14.00 Executive 28

Dari klaten :
15.00 Seri B
Info : https://www.facebook.com/groups/rayafanscommunity