Senin, 14 Maret 2016

PANDAWA 87

salah satu perusahaan otobis asal kota Pasuruan, Jawa Timur. Ya, Pandawa 87 ! Pandawa 87 ini cukup membuat heboh pada dua gelaran event akbar otomotif IIMS 2014 dan GIIAS 2015 karena ternyata menjadi pemilik atas unit perdana rilisan Mercedes-Benz 2542 (IIMS 2014) dan Scania K360 (GIIAS 2015) yang berbalut body karya karoseri ternama asal kota Malang, Adi Putro.
LCD32-72be99d6ef
penggunaan led tv sudah menjadi standar armada pandawa big bus :roll:
Berikut adalah kutipan singkat seputar nama pandawa 87 itu sendiri yang penulis kutip dari web resmi pandawa :

Filosofi Pandawa 87

PO PANDAWA 87 pada dasarnya terdiri dari kata PANDAWA dan angka 87.
Nama PANDAWA itu sendiri berdasarkan pada pemilik atau owner,  H. Gunawan Agung Aprilianto, SE yang terdiri dari 5 (lima) bersaudara. Kelima saudara tersebut semuanya laki-laki yaitu H. Kelana Aprilianto, SE; H. Gunawan Agung Aprilianto, SE; H. Tinton Harfianto, SE;  H. Anton Hardianto, SE; dan H. Ponco Hendiarto, SH. Hal ini sesuai dengan cerita pewayangan PANDAWA, yaitu Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Penggunaan nama PANDAWA semakin diperkuat, karena pada keluarga tersebut terdapat dua saudara kembar,yaitu H. Tinton Harfianto, SE dan H. Anton hardianto, SE, mirip dengan keluarga PANDAWA Nakula dan Sadewa.
Angka 87 itu sendiri memiliki filosofi, angka 8 merupakan simbol angka yang tidak memiliki ujung, dan angka 7 dalam bahasa jawa artinya pitu, berasal dari kata pitulungan, artinya rejeki yang tidak pernah putus. Jadi angka 87 digunakan memiliki filosofi rejeki yang tidak akan pernah putus, dan terus mengalir tanpa ada ujungnya.
Perusahaan yang baru berdiri sejak 17 april 2014 ini berfokus pada pelayanan pariwisata dengan jumlah armada yang terus bertambah hingga sekarang. Warna dasar dari PO ini adalah hijau berpadu antara hijau muda dan tua kecuali pada armada premiumnya yang menggunakan warna maroon.
pandawa iims
foto bus Mercy 2542 pandawa87 di event IIMS 2014
premiumclassBus
setelah resmi jadi armada premium pandawa :roll:

Untuk armada sendiri, Pandawa87 ini tampaknya lebih dominan mempercayakan pada Mercedes – Benz 1626 sebagai pengisi di 3 kelas armada yang disewakan (formasi seat 2-2 dan 2-3) dan menggunakan Mercedes – Benz 2542 dan Scania K360 pada armada premiumnya. Selain itu, mereka juga memiliki armada medium bus dan minibus elf yang dapat diandalkan untuk berbagai keperluan perjalanan.
Jpeg
Rekan Penulis mencoba kenyamanan interior Scania K360 berbalut karoseri Adi Putro 
Lengkapnya di artikel ini : Scania K360 Mewah Terjual kepada Pandawa87
Saat GIIAS 2015 kemarin penulis dan rekan sempat merasakan bagaimana nyamannya interior bus premium yang mereka beli saat event tersebut digelar di ICE BSD, Tangerang Selatan. wah benar – benar deh jika mereka mau membuka armadanya untuk beroperasi secara reguler pasti bakal banyak peminatnya. ya tapi konsekuensinya perawatan armadanya harus lebih rutin tentunya :D
kursibelakang
kursibelakang2
lammpu-215962e761
Mari berharap semoga petinggi pandawa mau membuka armadanya untuk bersaing secara reguler dengan PO – PO lain, masih banyak trayek yang menjanjikan sebenarnya jika Pandawa87 mau bermain di segmen reguler bus, penulis beri contoh semisal jakarta – pasuruan via jalur selatan, atau bandung – pasuruan.. atau lagi sekalian bermain di barat dan tengah supaya persaingan makin panas :mrgreen: selatan jawa barat misalnya, masih cukup “hijau” untuk dijadikan lahan garapan PO yang benar-benar berani. Karena banyak tempat pariwisata dan PO yang ada saat ini tampaknya tidak terlalu serius menggarapnya.. semisal pantai pangandaran. Bisa dihitung jari berapa pemain yang mau masuk kesana, padahal ketika musim libur pengunjungnya selalu membludak dan keluhan sama “susah dapat bus” , PO yang ada saat ini di jalur itu terkesan acuh, dan mereka tidak menempatkan armada terbaiknya disana.. sungguh sangat disayangkan. (imt)
foto : pandawa87.com, IIMS
Sargede
Sargede
Sargede merupakan salah satu perusahaan otobus tua  di Yogya yang identik dengan warna kuning. Selaras dengan usianya yang sudah tua Sargede sarat dengan catatan sejarah namun kini kini pamor Sargede terkesan memudar semenjak PO-PO lain bermunculan. Kondisi tersebut menyebabkan BMC Korwil DIY tergerak untuk mengetahui lebih dalam sejarah Sargede sekaligus memberikan dukungan  kepada Sargede agar tetap eksis. Perwujudan  dari rasa ingin tahu dan dukungan terhadap Sargede maka BMC korwil DIY mengagendakan kunjungan ke Sargede.
Pada tanggal 21 Juni 2009 kegiatan BMC Korwil DIY memperoleh ijin dari Pihak Sargede untuk melakukan kunjungan. Mas Jatmiko selaku pemilik Sargede sangat antusias menerima kunjungan BMC Korwil DIY. Setelah seluruh peserta kunjungan hadir kami langsung diajak mencoba salah armadanya untuk dipakai berwisata ke Pantai Depok. Di sela perjalanan balik ke Jogja usai dari Pantai Depok, saya menyempatkan untuk mewawancarai Mas Jatmiko. Pribadi Mas Jatmiko yang ramah dan terbuka membuat suasana wawancara sangat hidup, beliau menjawab pertanyaan saya dengan detail. Pertanyaan pertama saya mengenai armada yang dimiliki, menurut penuturan Mas Jatmiko Sargede didukung oleh 6 armada bus besar AC bermesin MB dan satu bus mikro AC bermesin Mitsubishi. Untuk perawatan mesin armadanya tersebut Sargede memperkerjakan montir berstatus karyawan tetap sedangkan untuk perawatan body  statusnya merupakan tenaga lepas.
Saat saya tanyakan mengenai tulisan di armadanya sedjak 1961, Mas Jat meluruskan hal tersebut karena sebetulnya setelah ditelusuri lebih mendalam ke leluhurnya ternyata eyangnya telah mengoperasikan bus semenjak tahun 1955. Pada tahun 1955 nama Sargede telah dipakai oleh eyangnya (Alm. Padmo Sarjono), SARGEDE singkatan dari Pasar Kotagede karena kebetulan rumah Eyangnya Mas Jatmiko pas di depan pasar Kotagede. Armada yang dimiliki di tahun tersebut 2 bus dengan mesin Fargo  Trayek regular yang dijalani yaitu Yogya Wonosari dan Yogya-Semarang. Mengenai sejarah operasional di trayek tersebut hingga ditutup Mas Jat tidak banyak yang teringat. Namun ada satu hal yang membekas diingatanya yaitu pernah memiliki lahan di Semarang untuk garasi dan kantor seluas 5 ha padahal armada yang dipakai melayani ke Semarang hanya 3 bus. Selanjutnya Mas Jat menuturkan semenjak eyang Padmo meninggal bus dikelola Parmadi ayahandanya yang kondang sebagai seniman (jenaka KR) beliau sering tampil di TVRI Jogja. dan Dodge. Pada masa dahulu armada yang dimiliki Sargede tidak dipakai untuk bus pariwisata sebagaimana sekarang.
Pada tahun 1985 Pak Parmadi memutuskan bermain lagi di trayek regular dengan melayani trayek Yogya-Wonosari. Tujuan utama pembukaan trayek tersebut memberikan pelajaran pengelolaan bus kepada kakak Mas Jat. Sayang kiprah Sargede di trayek tersebut tidak lama karena  di tahun 1987 berhenti, selanjutnya focus ke angkutan wisata. Memasuki era tahun 90’an Sargede mengalami masa keemasan armada yang dimiliki mencapai 22 bus. Di era tersebut tepatnya tahun 1992 Bpk Permadi sakit keras, beliau kemudian lebih memperhatikan usaha wisma dan hotel yang tidak terlalu menguras pikiran. Pengelolaan Sargede kemudian dialihkan kepada Mas Jat. Penunjukan Mas Jat  mengelola bus dikarenakan menurut Pak Parmadi paling siap secara mental (sebelumnya ditahun 1991 telah dididik mandiri di Aussie saat menjalani pertukaran pelajar SMA).
Bpk Parmadi walaupun dalam kondisi sakit terkadang beliau masih menyempatkan untuk menengok  usaha busnya serta terkadang berwisata dengan armadanya sendiri. Pada saat berwisata bus dirubah layaknya kamar pribadi (ada kursi, tempat tidur, almari) plus dengan tabung oksigen. Di  tahun 1999 Pak Permadi akhirnya meninggalkan Sargede untuk selama-lamanya walaupun keluarganya telah berusaha maksimal untuk menyembuhkan sakit Pak Permadi hingga ke Eropa. Kepemilikan Sargede selanjutnya di tangan istri beliau  namun pengelolaan masih ditangan Mas Jat.
Memasuki tahun 2000 Mas Jat membuka trayek Surabaya-Mataram bekerjasama dengan PO Damai Indah. Kerjasama tersebut terjadi karena Damai Indah tidak memiliki armada sendiri. Pasar yang dibidik di trayek tersebut adalah para TKI. Menyesuaikan dengan pasar tersebut maka pemberangkatan bus dari pelabuhan Perak bukan dari Purabaya. Pada tahun 2002  tingkat mobilitas TKI merosot tajam hal tersebut menyebabkan okupansi di trayek tersebut menurun. Imbas dari kondisi tersebut kerjasama kedua PO tersebut berakhir.
Titik Kritis
Pada tahun 2004 merupakan titik kritis eksistensi Sargede. Di tahun tersebut Bu Parmadi meninggal dunia. Eksistensi Sargede terancam saat pembagian warisan seluruh saudara Mas Jat tidak ada yang berminat untuk mengelola bus, dikarenakan seluruh saudara Mas Jat telah memiliki usaha sendiri-sendiri. Demikian pula Mas Jat dikarenakan telah memiliki pengalaman berinvestasi secara bersamaan antara usaha bus dan wisma, ternyata usaha wisma lebih cepat balik modal, maka ia kurang berminat mengelola bus. Berkat dorongan kuat dari saudara-saudara Mas Jat akhirnya ia bersedia meneruskan Sargede. Setahun menjadi pemilik Sargede ia melakukan penambahan armada dengan membeli Tri Sakti bermesin MB tahun 1984 dan bus wisata dari Klaten.  Hal tersebut dilakukan untuk menangkap peluang pasar orderan bus wisata non AC. Kejeliannya membaca pasar berbuah manis armada eks Tri Sakti bermesin MB tahun 1984 dan bus wisata dari Klaten seolah-olah tidak mengenal garasi karena hampir tiap hari ada yang menyewa. Goncangan gempa di tahun 2006 meluluhlantakan kegemilangannya di bus wisata non Ac, karena mayoritas pengordernya merupakan warga yang terkena musibah (Klaten dan Bantul). Lebih tiga bulan sejak gempa kedua  bus hanya dongkrok di garasi karena sama sekali tak ada order, maka Mas Jat menjualnya.
Sebagaimana telah disebutkan di atas saat ini armada Sargede 7 bus, untuk memudahkan para penyewa maka Mas Jat memiliki kebijakan order via sms, FB, ataupun e-mail  diperkenankan sedangkan pembayarannya bisa dititipkan pada driver yang bertugas. Kebijakan lain yang dilakukan Mas Jat yaitu merubah livery bus saat ini yang terkesan jenaka kembali ke identitas lama yaitu warna kuning.  Mas Jat menuturkan livery jenaka menggantikan warna kuning karena dahulu saat warna identik dengan partai demi aman ia menggantinya dengan gambar lucu yang disenangi anak-anak. Sayangnya masyarakat merespon dengan mengira Sargede dengan corak lucu merupakan perusahaan berbeda walau nama tetap Sargede. Maka dengan penggantian livery ini bertujuan untuk meningkatkan order karena selama ini sebagian masyarakat mengira Sargede dengan livery gambar lucu bukan Sargede yang telah mereka kenal  sebagai bus bereputasi baik. Selain livery hal lainnya yang dilakukan untuk meningkatkan order yaitu membeli bus non AC untuk memenuhi order bus wisata non AC yang melimpah.




Sejarah PO. SAN

Pasti readers pernah melihat bukan, bus berwarna abu – abu dengan livery khas bermotif pohon kelapa dan berlambangkan kepala Harimau di belakangnya, dengan rute jelajah yang terbilang jauh.. Solo – Pekanbaru PP , perjalanan tentunya akan membutuhkan performa maksimal dari sebuah kendaraan.. dikala PO lain enggan melakukannya dengan mesin terbaru dikarenakan sayang bila mengalami trouble di tengah perjalanan.. maka akan sulit untuk memperbaikinya dibandingkan menggunakan mesin yang sudah memang lama diandalkan di lintas sumatra seperti Mercedes OH 1518 dan 1521.. Namun PO SAN mematahkan itu semua dengan menurunkan mesin – mesin yang sama sekali baru dari berbagai pabrikan.
SAN Short Chassis
SAN Short Chassis :roll:
SAN Group telah mengalami perjalanan panjang sejak 1978, didirikan oleh Bapak H. Hasanuddin Adnan yang memulai usahanya dari bisnis angkutan barang / ekspedisi yang dimulai dari 2 unit truk berukuran medium sampai memiliki 14 unit truk berukuran besar. Disaat itu Pak H. Hasanuddin Adnan juga masih tercatat sebagai PNS di kantor Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu, menjabat sebagai kepala bagian kendaraan di biro umum Provinsi Bengkulu hingga 1984.
Dalam program membebaskan bengkulu dari isolasi dan semakin berkembangnya pembangunan di Provinsi Bengkulu pada 1982-1983, akhirnya Pak H. Hasanuddin mulai merintis usaha angkutan penumpang umum, bersamaan pula dikala itu Pemerintah Daerah Bengkulu sedang menggalakan program Transmigrasi terutama dalam menunjang bedol desa pembangunan waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, dan transportasi darat menjadi pilihan favorit pada saat itu.
PO SAN pada 1992 mulai fokus mengembangkan usaha transportasinya dengan mempercayakan 4 unit Mazda T4000, 2 unit Colt Diesel 120PS, 2 unit Isuzu Bison TLD dan 1 unit Mercedes – Benz 508D. Konsep awalnya adalah pelayanan antar jemput “door to door” yang melayani Trayek Bengkulu – Jakarta PP, Bengkulu – Padang PP, dan Bengkulu – Palembang. 1993 usaha SAN semakin berkembang dengan disetujuinya SK Trayek untuk bus AKAP Bengkulu – Jakarta PP. Dilayani oleh 4 unit Mitsubishi RM 117 dengan kelas Executive. Pada 1994 SAN menambah armadanya dengan 2 unit Mitsubishi RM 117, 3 Unit Nissan RB87, dan 3 Unit Mitsubishi Colt Diesel 120 PS guna mengisi trayek Bengkulu – Jakarta via Liwa.
PO. SAN terus berimprovisasi dengan penambahan Trayek Bengkulu – Solo – Ponorogo PP dan Bengkulu – Bukit Tinggi pada 1995, di Sumatra sendiri SAN mencoba memperluas jangkauan hingga kota Pekanbaru dengan membuka Trayek Bengkulu – Pekanbaru pada 2002. Pekanbaru rupanya memberikan grafik pertumbuhan yang baik sehingga manajemen SAN akhirnya memutuskan memindahkan sebagian besar Basis Armadanya ke Pekanbaru pada tahun 2004.

2004 Juga menjadi awal terbentuknya PT. SAN Putra Sejahtera dari yang sebelumnya berbadan hukum CV. Siliwangi Antar Nusa. Yang kini menjadi induk dari semua perusahaan yang didirikan oleh Pak H. Hasanuddin. Tercatat hingga 2010 PO. SAN sudah memiliki kurang lebih 70 Unit bus dari berbagai merk baik itu Volvo, Mercedes -Benz, Dongfeng, Mitsubishi, Hino.
SAN B7R Eksterior
SAN Volvo B7r berbalut body Scorpion :roll:
SAN B7R Interior
SAN B7R Interior
Kini, SAN makin berjaya dengan semakin beragamnya merk dan tipe bus yang digunakan. Selain merk yang disebutkan diatas, ada juga Hino, Scania, Foton, Golden Dragon, Yuchai dan Weichai.. untuk Yuchai dan Weichai  ini memiliki keunikan sendiri bagi PO. SAN, karena sering disebut “Sanchai” yang artinya bus dari PO SAN yang menggunakan mesin Weichai atau Yuchai. Mesin ini biasanya diswap oleh PO SAN ke chassis Volvo B7R, Golden Dragon, Mercedes OH 1521 atau 1518 untuk keperluan peremajaan :roll:
weichai engine
brosur spesifikasi mesin weichai, intinya dijelaskan bahwa mesin ini menawarkan keringkasan dan lebih irit dibandingkan memelihara mesin lama :roll:
SAN Goldrag
Interior SAN Gold Dragon dengan snack untuk penumpang :P
SAN juga terkenal dengan busnya yang customized body, dalam artian SAN ketika mengorder body ke karoseri, SAN mengorder body dengan spesifikasi khusus dan berbeda dari lini standar produksi Body yang sejenis di karoseri tersebut. salah satu contohnya terdapat pada SAN berkaroseri New Armada Evonext.. Bermesin Weichai.. terlihat perbedaan desain pada bodi yang dibuat lebih tinggi (namun tidak masuk kategori Evonext High Deck) dan ditiadakannya pintu darurat sisi kanan belakang, yang dimaksudkan untuk memperkuat konstruksi body bus tersebut. dan memang inilah salah satu ciri khas PO SAN, rata – rata armadanya memang tidak menggunakan Pintu Darurat.
;SAN Weichai evonext
Terlihat sama sekali tidak ada pintu darurat di sisi belakang kanan bukan? :roll:
SAN - K310iB
dalam balutan karoseri lainpun begitu, Ini adalah Scania K310ib berbody laksana Legacy :roll: , juga sama meniadakan pintu darurat
SAN juga di workshopnya yang terletak di Sukoharjo, Jawa Tengah banyak memodifikasi tiap bagian dari bus – bus, tidak hanya mesin dan rangka saja, mereka juga melakukan modifikasi seperti membuat chassis spaceframed pada lebih dari 30 busnya yang beroperasi pada lintas jawa – sumatra, memperbesar Tangki BBM guna mengantisipasi kondisi SPBU dan kualitas solar yang berada di Lintas Sumatera, Mengganti velg standar yang berbahan besi baja menjadi Aluminium Alloy guna memperoleh peredaman panas yang lebih baik pada roda, dan lain – lain.
PO SAN Lowdeck
SAN juga memiliki proyek eksperimen yakni membuat bus berchassis rendah guna menyokong kebutuhan akan bus bandara. Bermesin Yuchai bertenaga 270 HP Dilengkapi transmisi asal pabrikan Jerman buatan ZF Friedrichshafen AG  dan Air Suspension.
Kini PO SAN terus berekspansi dengan mendatangkan chassis dan mesin – mesin terbaru seperti Mercedes – Benz OH 1526, Scania K360iB, Hino RK8 R260 dll. Ini menjadikan juga PO. SAN menjadi salah satu Perusahaan Otobus terbaik asal Pulau Sumatra. Bagaimana, jadi berminat kan untuk jajal touring antar pulau dengan PO SAN ? :D
Semoga Berguna. (IMT)
foto & sumber : bismania, PO. SAN

Kamis, 06 Februari 2014

Sejarah Singkat Po. GeGe Transport

gege new trav
Laba-laba, dalam bahasa Jawa disebut onggo-onggo, oleh orang Jawa dipercaya sebagai pembawa rejeki, maka kami menggunakan sebagai logo di bis GeGe Transport
Jika Pak Ery (pemilik PO. Efisiensi) dengan falsafah “sepanjang tangan merentang” dalam melakoni bisnisnya, Pak Hantoro Hans memilih logo laba-laba terpampang di bis miliknya, PO. GeGe Transport. Asal muasal nama Gege, beliau menuturkan kepada teman-teman BMC Yogyakarta dalam acara “Buka Bersama”, Sabtu sore, 5 September 2009.
banyu gege merupakan air di jemur pada saat siang hingga sore biar menjadi hangat, karna pada waktu itu belum populer water heater. Jadi  waktu saya kecil, saya ingat selalu dimandikan dengan  air dijemur (banyu GeGe) oleh pengasuh kami yang baik hati membantu kami. saat memandikan saya, dia selalu bilang siram bayem adus banyu GeGe yang dimaksudkan biar cepat besar (gelis gedhe). Dengan kebaikan pembantu kami, saya selalu ingat ingat kata-kata itu, maka saya memakai nama bis kami GeGe (gelis gedhe, Gawe Geger……. ha5x)”

Untuk logo laba-laba (onggo onggo dimana berada selalu membikin rumah) karena pekerjaan saya membikinkan rumah orang alias kontraktor (Pak Hantoro merupakan alumni Univ.Atma Jaya Yogyakarta, jurusan Teknik Arsitektur), disamping itu juga orang Jawa mempercayai onggo onggoselau membawa rejeki. Dengan logo onggo-onggo dan nama GeGe, harapan saya akan selalu membawa rejeki dan akan berkembang pesat “
laba gege
Untuk pengalaman kami selama ini, krn usaha kami merupakan penjualan jasa, kami selalu berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan (customer oriented). Ya, pengalaman manis dan pahit kita rasakan dan itu kami ambil sarinya untuk selalu yang terbaik.
Beliau juga bercerita tentang bisnya yang pernah disewa hingga Kalimantan, menyeberang ke suatu pulau di Sumatera Selatan dengan kapal tongkang melalui Palembang, hingga pernah mengalami kerusakan mesin di daerah Tebing Tinggi, Sumatera Utara.
gege setra
Pesan beliau kepada teman-teman BMC Yogyakarta   “Semuanya berangkat dari mimpi untuk mencapai kesuksesan, kenali dan kembangkan talenta yang ada dalam diri kalian untuk meraihnya, niscaya anda akan berhasil”


Minggu, 22 Desember 2013

Po. Nusantara

Dibalaik nama besar PO.NUSANTARA ada bpk.handojo budianto d'belakang nya.

Memulai usaha dalam usia 23 tahun, tak membuat Handojo Budianto gentar menghadapi kerasnya bisnis transportasi bus. Bergabung dengan bisnis ayahandanya dalam bendera PO Nusantara tahun 1989, pria kelahiran Kudus ini merintis trayek baru Kudus – Semarang – Yogya. “Waktu itu saya dikasih ‘modal’ dua unit bus,” kata Handojo saat berbincang dengan haltebus.com di kantornya.


Dia sengaja memilih jalur yang belum dilayani oleh operator bus saat itu. Kudus – Semarang – Yogya dipilih dengan alasan, banyaknya warga Kudus dan Semarang yang berpergian ke Yogya. Tak hanya melancong, banyak juga warga Kudus yang bersekolah di kota yang juga dikenal sebagai kota pendidikan. Strateginya cukup jitu. Lambat laun bus-busnya bertambah.

Tak sampai lima tahun, trayeknya juga bertambah satu per satu. PO Nusantara melebarkan sayap hingga Jakarta pada tahun 1994. Operator bus yang awalnya hanya memiliki 30 unit bus dan melayani Semarang-Kudus dan Semarang-Lasem ini mulai berkembang. Tak berselang lama juga dibuka trayek Kudus-Semarang-Bandung. Tahun 2004 divisi pariwisata dibuka dengan mengusung label Symphonie. Kini armada PO Nusantara sekitar 400 unit dengan trayek berkembang ke berbagai jurusan seperti Purwokerto, Tegal, Surabaya dan Malang. “Selain saya, ada adik saya nomor enam, Christian Nathanael Budianto yang ikut mengembangkan usaha ayah kami ini,” kata dia sambil tersenyum.

Putra kedua dari Jonathan Budianto memang memiliki latar belakang pendidikan di bidang mesin. Namun, dia mengaku, tanpa didukung hobi berbisnis di bidang transportasi bus tidaklah mudah. Dalam pandangannya, orang bisa punya banyak bus, tetapi tanpa didukung hobi mereka tak akan bisa menikmati seni mengelola bus.

Kesenangan menjalani bisnis transportasi bus, bagi Handojo adalah yang utama. Hal lain yang juga tak kalah pentingya yakni memperhatikan karyawan. “Ayah saya berpesan, perhatikan kesejahteraan karyawan, itu yang utama. Karena itu, kami di sini bekerja sama dengan asuransi untuk pembiayaan karyawan yang harus dirawat di rumah sakit. Mereka tak perlu khawatir dalam bekerja,” kata dia.

Bagi Handojo, karyawan menjadi aset utama berjalannya sebuah perusahaan bus yang mengedepankan pelayanan. Membuat karyawan bisa bekerja dengan tenang, berarti mengurangi resiko pelampiasan kekesalan pada penumpang. Bagaimana caranya? Ada satu aturan unik yang diterapkan manajemen PO Nusantara yang sudah berlaku sejak kepemimpinan Jonathan, yakni gaji diambil oleh para istri karyawan. Pemikirannya cukup sederhana, agar gaji diterima keluarga dan istri juga mengetahui situasi tempat sang suami bekerja.

Handojo mengaku tak jarang pula mendengarkan masalah-masalah rumah tangga para karyawannya. Hanya dengan cara seperti ini, ayah satu putra itu, bisa menghargai karyawannya. Bagi sebagian orang yang mengenal armada-armada modern PO Nusantara mungkin tak percaya dengan nilai-nilai tradisonal jawa mereka terapkan. Tetapi itulah yang terjadi. Di antara deru mesin Scania, Mercedes-Benz dan Hino keluaran terbaru, Handojo masih menyempatkan meluangkan waktu untuk karyawannya. “Ada yang sering dilupakan orang. Terkadang melakoni pekerjaan itu tak semata karena uang, ada hal lain yang lebih penting yaitu di-wong ke (baca: dihargai),” ujarnya bersemangat.

Meski berpendidikan Amerika, Handojo sangat yakin pemahaman jawa tentang menghargai sesama. Pelayanan yang ditawarkan pada pelanggannya tak bisa berjalan effektif tanpa ada karyawan yang memiliki loyalitas. Mungkin inilah yang dimaksud dengan menjalankan bisnis transportasi dengan kesenangan. Selain hobi utak-atik mesin, ternyata menjadi pengusaha bus juga wajib hobi mendengarkan masalah yang dihadapi karyawannya. Setidaknya itu yang dilakoni Handojo Budianto.


Sumber www.haltebus.com



Dibalaik nama besar PO.NUSANTARA ada bpk.handojo budianto d'belakang nya.

Memulai usaha dalam usia 23 tahun, tak membuat Handojo Budianto gentar menghadapi kerasnya bisnis transportasi bus. Bergabung dengan bisnis ayahandanya dalam bendera PO Nusantara tahun 1989, pria kelahiran Kudus ini merintis trayek baru Kudus – Semarang – Yogya. “Waktu itu saya dikasih ‘modal’ dua unit bus,” kata Handojo saat berbincang dengan haltebus.com di kantornya.


Dia sengaja memilih jalur yang belum dilayani oleh operator bus saat itu. Kudus – Semarang – Yogya dipilih dengan alasan, banyaknya warga Kudus dan Semarang yang berpergian ke Yogya. Tak hanya melancong, banyak juga warga Kudus yang bersekolah di kota yang juga dikenal sebagai kota pendidikan. Strateginya cukup jitu. Lambat laun bus-busnya bertambah. 

Tak sampai lima tahun, trayeknya juga bertambah satu per satu. PO Nusantara melebarkan sayap hingga Jakarta pada tahun 1994. Operator bus yang awalnya hanya memiliki 30 unit bus dan melayani Semarang-Kudus dan Semarang-Lasem ini mulai berkembang. Tak berselang lama juga dibuka trayek Kudus-Semarang-Bandung. Tahun 2004 divisi pariwisata dibuka dengan mengusung label Symphonie. Kini armada PO Nusantara sekitar 400 unit dengan trayek berkembang ke berbagai jurusan seperti Purwokerto, Tegal, Surabaya dan Malang. “Selain saya, ada adik saya nomor enam, Christian Nathanael Budianto yang ikut mengembangkan usaha ayah kami ini,” kata dia sambil tersenyum.

Putra kedua dari Jonathan Budianto memang memiliki latar belakang pendidikan di bidang mesin. Namun, dia mengaku, tanpa didukung hobi berbisnis di bidang transportasi bus tidaklah mudah. Dalam pandangannya, orang bisa punya banyak bus, tetapi tanpa didukung hobi mereka tak akan bisa menikmati seni mengelola bus. 

Kesenangan menjalani bisnis transportasi bus, bagi Handojo adalah yang utama. Hal lain yang juga tak kalah pentingya yakni memperhatikan karyawan. “Ayah saya berpesan, perhatikan kesejahteraan karyawan, itu yang utama. Karena itu, kami di sini bekerja sama dengan asuransi untuk pembiayaan karyawan yang harus dirawat di rumah sakit. Mereka tak perlu khawatir dalam bekerja,” kata dia.

Bagi Handojo, karyawan menjadi aset utama berjalannya sebuah perusahaan bus yang mengedepankan pelayanan. Membuat karyawan bisa bekerja dengan tenang, berarti mengurangi resiko pelampiasan kekesalan pada penumpang. Bagaimana caranya? Ada satu aturan unik yang diterapkan manajemen PO Nusantara yang sudah berlaku sejak kepemimpinan Jonathan, yakni gaji diambil oleh para istri karyawan. Pemikirannya cukup sederhana, agar gaji diterima keluarga dan istri juga mengetahui situasi tempat sang suami bekerja. 

Handojo mengaku tak jarang pula mendengarkan masalah-masalah rumah tangga para karyawannya. Hanya dengan cara seperti ini, ayah satu putra itu, bisa menghargai karyawannya. Bagi sebagian orang yang mengenal armada-armada modern PO Nusantara mungkin tak percaya dengan nilai-nilai tradisonal jawa mereka terapkan. Tetapi itulah yang terjadi. Di antara deru mesin Scania, Mercedes-Benz dan Hino keluaran terbaru, Handojo masih menyempatkan meluangkan waktu untuk karyawannya. “Ada yang sering dilupakan orang. Terkadang melakoni pekerjaan itu tak semata karena uang, ada hal lain yang lebih penting yaitu di-wong ke (baca: dihargai),” ujarnya bersemangat.

Meski berpendidikan Amerika, Handojo sangat yakin pemahaman jawa tentang menghargai sesama. Pelayanan yang ditawarkan pada pelanggannya tak bisa berjalan effektif tanpa ada karyawan yang memiliki loyalitas. Mungkin inilah yang dimaksud dengan menjalankan bisnis transportasi dengan kesenangan. Selain hobi utak-atik mesin, ternyata menjadi pengusaha bus juga wajib hobi mendengarkan masalah yang dihadapi karyawannya. Setidaknya itu yang dilakoni Handojo Budianto.

Sumber www.haltebus.com

Sabtu, 14 Desember 2013

Sejarah Sigkat PO. Gunung Harta

Sebuah usaha yang dilakukan secara benar dengan bermodalkan kemauan, kemampuan dan didukung kerja keras maka terbentuklah sebuah perusahaan yang memang khusus bergerak dalam jasa Transportasi dengan nama GUNUNG HARTA.

Dengan segala daya yang dimiliki Bapak I WAYAN SUTIKA, mampu mendirikan sebuah perusahaan jasa. Pada awal berdirinya pada tahun 1993, perintis sebuah sarana transportasi antar Kota dalam propinsi ( AKDP ) yang melayani jurusan Denpasar - gilimanuk saja. Pada tahun 1995 mulai dari berbagai informasi dan insting bisnis yang dimiliki sehingga perkembangan bisnis jasa merambah kepada Transportasi bus antar kota antar propinsi dengan bantuan dari sektor perbankan, Lembaga Keuangan lainnya serta dari dukungan dan kepercayaan masyarakat maka pada tahun - tahun berikutnya GUNUNG HARTA terus mengalami perkembangan. Tahun 2004 Gunung Harta mengalami perkembangan dengan jumlah armada sekitar 40 buah dengan alokasi : Denpasar - Gilimanuk PP, Denpasar - Jember PP, Denpasar - Surabaya PP, Denpasar - Malang PP, Denpasar - Solo - Yogyakarta PP, Denpasar - Semarang - Jakarta PP, Denpasar - Madiun - Maospati - Ponorogo , serta untuk angkutan pariwisata dan jasa titipan paket kilat.

Pada Tahun 2006 Gunung Harta mengalami perkembangan / perluasan trayek Denpasar - Malang - Blitar - Tulungagung dan Denpasar - Surabaya - Kediri, dengan jumlah 5 armada. Untuk Denpasar - Malang - Blitar - Tulungagung sebanyak 3 armada dan Denpasar - Surabaya - Kediri 2 armada. Gunung Harta menyediakan : Transportasi Bus dalam provinsi Bali dan antar provinsi (Jawa), jasa sewa/carter bus umum dan pariwisata, jasa titipan paket kilat, jasa tour dan travel di wilayah Jawa, Bali, Lombok dan sekitarnya.

Sumber : https://www.facebook.com/notes/gunung-harta-lovers/tentang-kami/437848222937162




Sejarah Singkat PO. Maju Lancar

PO. MAJU LANCAR didirikan sejak tahun 1986, yang dipelopori oleh Bapak H. Sutrisno dan Ibu Hj. Sri Hartati Sebagai Pemilik Perusahaan.

PO. MAJU LANCAR adalah penyedia jasa layanan angkutan / transportasi, antara lain : Angkutan Umum / Regular (AKAP / AKDP), Pariwisata dan Angkutan Karyawan. Yang pada awal didirikannya hanya memiliki 2 unit bus besar AKDP, dengan rute Wonosari-Yogjakarta PP, dan kini jumlah armada yang kami miliki adalah 140 unit, tidak hanya bus besar , kendaraan niaga lainnya dapat anda baca di halaman lain Company Profile ini.

PO. MAJU LANCAR didirikan karena melihat perkembangan yang sangat pesat dibidang transportasi darat khususnya di pulau Jawa dan seluruh Wilayah Indonesia, juga bertujuan memajukan sektor Pariwisata yang ada di Indonesia seperti yang telah dicanangkan oleh pemerintah.

PO. MAJU LANCAR selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan kepada para konsumen (penumpang), upaya yang dilakukan adalah : pelatihan sumber daya manusia, peningkatan managemen, selalu berinovasi , yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan pelayanan yang Prima.

PO. MAJU LANCAR hingga saat ini didukung oleh sumber daya manusia, antara lain :

•Direktur Utama
•Direktur Keuangan
•Direktur Operasional
•Direktur Tehnik
•Direktur Umum
•Personalia
•Staff Accounting
•Staff Administrasi
•Mekanik
•Body Repair
•Staff Gudang (Spare Part)

•Security
•Pengemudi
•Kondektur
Direksi dan managemen selalu mengikuti / menghadiri pelatihan-pelatihan yang pembicaranya adalah pakar marketing terkenal seperti : Hermawan Kertajaya, Mario Teguh dll. Dengan mengikuti / menghadiri pelatihan tersebut kami mendapatkan inspirasi dan kami pun lebih termotifasi dalam menjalankan usaha ini.

Semua staff mulai dari administrasi sampai pengemudi mendapatkan training / pelatihan mengenai kerjasama dalam team / organisasi dan dalam memberikan pelayanan yang baik pada konsumen / penumpang secara berkala . Training / pelatihan yang kami berikan pada para karyawan antara lain :

•Menjalin komunikasi yang baik kepada sesama
rekan  kerja, terutama dengan pelanggan dan calon penumpang.
•Mendahulukan kepentingan perusahaan dan konsumen / penumpang.
•Tulus dan ikhlas dalam bekerja maupun membantu siapa saja .
•Rapi dalam berpakaian.
•Santun dalam bertindak.
•Selalu jujur dalam segala hal.
•Selalu fokus dalam bekerja.
Dan masih banyak lagi upaya-upaya yang kami lakukan, seiring dengan berjalannya waktu kami terus berusaha menjadi yang terbaik dan akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang Prima.
Pelatihan intern pada para pengemudi agar bisa memberikan layanan prima :

•Cara mengemudi yang baik
•Cara merawat kendaraan
•Selalu mematuhi rambu lalu lintas
•Selalu menjaga kebersihan diri maupun kendaraan

Fasilitas

Sejak awal berdiri hingga saat ini, armada / bus yang kami gunakan rata-rata adalah produk dari merk ternama seperti :

• Mitsubishi
• Mercedes Benz
• Nissan
• Hino
• Suzuki
• Isuzu
• Dll

Perusahaan kami memilih merk-merk diatas bukan semata-mata karena gengsi, tetapi lebih pada fungsi, kwalitas dan mutunya. Karena merk-merk diatas sudah terbukti kehandalannya.

Sesuai dengan kondisi pasar saat ini, armada / kendaraan yang kami miliki berjumlah 140 unit, antara lain :

• Bus besar 134 unit, kapasitas 20 seats, 28 seats, 44 seats dan 59 seats
Suzuki APV 5 unit
Isuzu ELF 1 unit
Suzuki APV dan Isuzu ELF, tidak untuk disewakan tetapi sebagai kendaraan operasional yang memiliki fungsi sebagai berikut :

Suzuki APV , berfungsi sebagai layanan antar jemput bagi penumpang yang berada di Wilayah Yogyakarta dan Wonosari, tidak dipungut biaya (Gratis).
Isuzu ELF, berfungsi sebagai kendaraan operasional unit reaksi cepat (storing) seandainya bus kami mengalami kendala di jalan.

Armada / Bus yang kami miliki AC dan Non AC, untuk yang AC dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut :

AC menggunakan merk-merk ternama seperti Thermo King dan Denso.
DVD player, karaoke, serta sound system untuk menghibur penumpang.
Reclining seat yang diperhitungkan letaknya secara anatomis guna memberikan kenyamanan bagi penumpang.
Bus dan segala fasilitasnya selalu dalam kondisi prima.
Kotak P3K dan berbagai alat yang mendukung kenyamanan, keamanan dan keselamatan penumpang selama dalam perjalanan.
Toilet.


Sumber : https://www.facebook.com/notes/maju-lancar-lovers-mlovers/sekilas-tentang-po-maju-lancar/10150308678468877